Pages

06 August, 2015

Buka Dulu Topengmu




Tapi buka dulu topengmuBuka dulu topengmuBiar ku lihat warnamuKan kulihat warnamu
Itu syarat yang diberikan Ariel Noah ke pasangannya, lewat lirik lagu Peterpan Topeng. Di bait-bait selanjutnya, tertulis lebih jelas lagi. Ariel bisa jadi apapun, bisa melakukan apapun, bisa sehebat apapun asal pasangan yang bersamanya 'melepas topengnya'. Karena kalau nggak segera melepas topeng dan terus menggunakan topeng, Ariel bisa - dengan jelas ia sebut - meninggalkan pasangannya.
Dari awal tahu lagu ini, saya cukup kagum. Liriknya singkat, cuma dibuat tiga bait tapi maknanya benar-benar dalam. Tentang syarat dari seseorang pada pasangannya untuk jadi diri sendiri tanpa ada yang ditutupi saat memutuskan untuk membangun sebuah hubungan. Ya, melepas topeng bisa diartikan dengan menampilkan wajah asli kita di depan pasangan.
Uncover, naked.
Kenapa melepas topeng jadi begitu penting dalam sebuah hubungan? Saya jadi teringat percakapan saya melalui social messenger dengan kenalan saya. Dia memberikan pujian pada saya karena saya berhasil menaklukkan sosok perempuan yang diidamkan banyak lelaki. Saking kagumnya, kenalan saya ini sampai menanyakan caranya.
Saya sendiri bingung menjawab pertanyaan kenalan saya ini. Karena, dari awal membangun hubungan dengan pasangan saya ini, nggak ada satupun terlintas ada strategi atau taktik tertentu. Semua mengalir begitu saja. 
Kita itu hidup udah ada di kondisi penuh kebencian, pamrih, sikut-sikutan, persaingan, masa pasangan hidup digituin juga. Tulus aja mencintai... lakukan apapun karena ketulusan itu. Nanti Tuhan juga tahu kok.
Begitu tulis saya. 
Ya, dari awal membangun hubungan, saya memang nggak berniat berpura-pura atau menutupi sesuatu dari pasangan saya. Di luar sana, saya sudah cukup memakai topeng, menarik urat wajah, menahan air muka, demi jadi yang terbaik. Namun, begitu bertemu pasangan saya, saya nggak mau lagi jadi orang lain. 
Uncover, naked.
Bayangkan jika sejak masa pedekate kita memasang topeng. Mau sampai kapan kita berpura-pura dengan pasangan kita? Setelah menikah?
Ah, terlalu banyak saya mendengar cerita kekecewaan seseorang pada pasangannya yang berubah setelah menikah. Mulai dari jadi begitu egois, ketahuan tidurnya ngorok, dan lain-lain yang semuanya ditutupi saat sebelum menikah. 
Saya lebih memilih tampil apa adanya. Toh, kalaupun ternyata ada yang pasangan saya nggak suka dari saya, dia bisa lebih awal memutuskan mau lanjut dengan saya atau nggak. Daripada kita sembunyikan wajah asli kita terus-menerus dan akhirnya baru ketahuan setelah menikah, itu sama saja seperti menjebak, toh?
Di depan pasangan, saya mau jadi diri saya sendiri. Saya, yang mungkin terlihat jelek tanpa topeng, terlihat tak sehebat dengan topeng, tampil apa adanya. Tujuannya ada dua, dari sisi saya dan dari sisi pasangan saya.
Untuk pasangan saya, saya ingin agar pasangan tahu bahwa saya datang dengan tulus dan nggak ada satupun niat untuk berpura-pura atau mempermainkannya. Atau, bahasa Ariel dalam lirik lagunya tadi, menipu pasangan saya.
Dari sisi saya, dengan melepas topeng ini, saya menganggap pasangan saya adalah 'rumah' saya. Tempat saya bisa santai dan merasa aman menunjukkan kelemahan saya tanpa perlu 'ditusuk'. Ya, sama seperti yang kita lakukan begitu sampai rumah. Melepas baju zirah (baca: baju kantor), mencuci minyak rambut, ganti celana pendek, dan lain sebagainya. 
Sama seperti kisah Nabi Muhammad yang selalu menjadikan Khadijah tempatnya berkeluh kesah saat menerima wahyu pertama dan tekanan dari orang-orang yang nggak mempercayainya.
Seperti itu, kan, sebuah hubungan yang baik?



No comments:

Post a Comment