Zaman sekarang, hadits di foto ini sering banget jadi
dalih untuk menyalahkan orang lain atas kondisi Indonesia yg -katanya-
carut-marut. Tuntutan pun menggelombang meminta untuk orang dengan kapabilitas yang tepatlah yang seharusnya memegang amanah.
Lalu, kita lupa untuk melihat diri sendiri. Tidakkah hadits
ini juga berlaku pada kita?
Seperti halnya kita yang padahal tak pernah belajar
politik, tiba-tiba mendadak seakan paham politik dengan rajin berkomentar di social
media.
Lalu, ada juga dari kita yang rajin melaporkan segala hal
dan info terbaru di social media walau tak jelas muasal info atau kesahihannya,
padahal kita bukan wartawan atau orang yang pernah menuntut ilmu kewartawanan.
Bahkan ada pula, yang padahal tak pernah menimba ilmu beragama
tapi menampakkan dirinya seakan ahli tafsir.... Seperti saya ini, contohnya.
Ah, itu sebabnya, saya mau ber-muhasabah. Jika itu bukan
keahlian saya, saya takkan lagi menggurui atau tampak di atas angin. Di akhir
zaman nan penuh fitnah ini biarlah saya mengambil pesan bahwa amalan terbaik
pada akhirnya adalah menyepi dan menjaga keluarga saya dari fitnah. Seraya
terus mengingatkan akan kebaikan pada orang-orang terdekat.
Kalau kamu percaya kata-kata mutiara dari Aa Gym,
'Mulailah dari hal kecil, mulailah dari sekarang, dan mulailah dari diri
sendiri,' semoga gerakan 'serahkan pada ahlinya' ini juga bisa Anda lakukan.
Agar apa? Agar faktor penyebab kehancuran negeri ini
berkurang satu orang, saya. Lalu bertambah dua orang, kamu. Kemudian menjadi
tiga orang, dia. Sehingga menjadi sekelompok, kami.
Setidaknya, siapa tahu bisa memperpanjang usia negeri ini
setahun, menjadi 2031. Amin.
No comments:
Post a Comment