Di Twitter sedang ramai dibahas soal nama anak yang dirasa 'kelewat' aneh dan unik. Pemicunya karena ada salah satu influencer yang memberi anaknya nama Kinasih Menyusuri Bumi.
Beberapa netizen bahkan ada yang 'nyinyir' meledek nama anak ini dengan mencoba merangkai kata-kata dalam bahasa Indonesia lainnya untuk menjadi sebuah nama. Netizen lainnya bahkan ada juga yang ikut membahas tren nama anak yang penulisannya sulit seperti Yaqeenlah Queenza Araabesquee.
Dulu sekali, saya pernah menulis perihal nama ini juga di social media, tapi lebih fokus ke tren penggunaan nama Arab dan beberapa publik figur yang mengganti nama lamanya menjadi nama Arab pasca mereka 'hijrah'.
Bagi saya, seaneh apapun nama seseorang, pastilah ada maknanya bagi orangtua yang berkreasi. Walaupun ternyata sungguhan nggak ada maknanya, paling nggak, ada pesan yang ingin disampaikan oleh orangtua pada sang anak.
Saya sendiri, tipe orang yang suka nama dengan bahasa Indonesia atau Sansekerta. Pasalnya, pas kecil, saya suka baca komik-komik karangan Tony Wong yang dialihbahasakan ke bahasa Indonesia, hingga ke nama-nama karakternya.
Saya masih ingat betul betapa saya jatuh cinta pada nama-nama karakter di komik tersebut seperti: Nuri Bersulam, Kuni, Seggara, dan lain sebagainya.
Ditambah lagi, dulu saya juga dibesarkan di era drama radio sehingga membuat saya akrab dengan nama-nama berbahasa Indonesia serupa Ranggalawe, Sengkuni, Brama Kumbara, dan lain sebagainya.
Itu sebabnya, pas masa-masa SMP dulu, saya sempat mencipta komik dengan karakter bernama Indonesia dan Sansekerta seperti Saksono, Dananjoyo, Rangga, Kinanti, dan Nilamsari. Entah dapat wangsit darimana, nama-nama tersebut terlintas begitu saja di otak saya.
Syukur alhamdulillah, istri saya nggak menolak pas saya izin memberi nama anak kami dengan nama-nama Indonesia, campuran Sansekerta dan Jawa lama. Iya, akar budaya asal bahasa kita memang merunut ke budaya yang sama.
Anak kami yang pertama, kami beri nama (Alm) Nayaka Raya Paringartha. Kini si kembar, kami beri nama Kirana Agni Paringartha dan Larasati Tirta Paringartha.
Agni dan Tirta pernah jadi nama di karakter komik yang saya cipta ketika di SMA. Sementara nama Kirana dan Larasati, bagi yang mengaku Baladewa (fans Dewa 19) pasti nggak asing, toh? Hehehe...
Di sekitar saya juga banyak teman-teman yang anaknya diberi nama khas Indonesia dan Sansekerta. Seperti Perempuan Terkasih atau Aksara.
Bagi saya, memberi nama anak-anak kita dengan bahasa Indonesia dan yang serumpun, seperti usaha kita mencoba melestarikan indah dan luasnya bahasa Indonesia dan serumpunnya. Harapan saya, kelak begitu mereka besar, mereka bisa bangga ketika orang dari negara lain mengenal mereka dari Indonesia melalui nama mereka yang khas.
Nama adalah doa dan seperti itulah doa kami para orangtua untuk anak-anak kami.
Ada 'amin'?
No comments:
Post a Comment